Thursday, March 11, 2010

Thursday, March 11, 2010



Proyek 1. MENINGKATKAN PENANAMAN KARET
1. Tujuan
Tujuan proyek ini adalah untuk membantu petani berupah rendah untuk menanam
(atau menanam ulang) sekitar 10.000 ha karet di dua wilayah pokok produksi karet di Aceh;
3.000 ha di ketiga kabupaten di wilayah timur dan 7.000 ha di ketiga kabupaten di wilayah barat.
Proyek ini akan memperkenalkan teknologi baru untuk karet termasuk penanaman tumpangsari
pada empat tahun pertama dari periode ketidakmatangan panen bagi pohon. Sekitar 10.000
petani yang saat ini bergantung terutama pada panen padi mereka akan mendapatkan
keuntungan dari proyek ini. Dinas Perkebunan di enam kabupaten telah menemukan lebih
dari 10.000 petani miskin yang akan membutuhkan dampingan dalam penanaman karet.
Proyek tersebut akan melengkapi proyek BRR, ADB dan lainnya yang sedang berjalan
dan program-program yang disponsori oleh pemerintah kabupaten yang bertujuan untuk
mengembalikan mata pencaharian penduduk di daerah yang kena dampak tsunami dan konflik.
Hal tersebut akan difokuskan pada rehabilitasi sumberdaya pertanian dan infrastruktur terkait,
pengembalian mata pencaharian dan penguatan institusi pemerintah yang terkait dan organisasiorganisasi
petani. Hal itu akan mengadopsi pendekatan partisipasi dan menyeluruh untuk
pengembangan panen pohon yang berketahanan serta manajemen sumberdaya.
2. Kegiatan-kegiatan
Proyek ini akan berfokus kepada : (i) Memilih petani-petani miskin dan mengidentifikasi
blok-blok lahan (lebih luas dari 50 ha) yang tersedia di dekat desa-desa yang ada; (ii)
Menyediakan pelatihan kepada petani dalam bidang pemberdayaan untuk lebih membekali
mereka dengan rasa percaya diri dalam menjalankan program-program kerjasama; (iii)
Membekali petani dengan pelatihan-pelatihan teknis mengenai agronomi karet; (iv) Mengatur
petani-petani untuk menjalankan pembersihan lahan; (v) Menanam bibit karet yang baru; dan (vi)
Mengenalkan satu kesatuan sistem pertanian dengan penanaman jagung dan kacang kedelai
sebagai tanaman tumpangsari di antara barisan bibit karet muda.
Kegiatan utama proyek yang lainnya akan sebagai berikut :
(i) Membentuk Steering Committee Proyek di bawah kedudukan kepala Bappeda;
(ii) Meciptakan ikatan-ikatan dengan Dinas lainnya pada tingkatan kabupaten dan
kecamatan;
(iii) Membentuk sebuah tim proyek dipipin oleh ketua tim proyek;
(iv) Menandatangani MoA2 dengan para donor dalam modus operandi untuk
implementasi aktifitas proyek;
(v) Menciptakan hubungan dan koordinasi dengan pemangku-pemangku
kepentingan lainnya untuk aktifitas di kabupaten dan kecamatan;
(vi) Mengidentifikasi penerima manfaat langsung di kabupaten berlangsungnya
proyek dan mempersiapkan daftar penerima manfaat;
(vii) Mengidentifikasi tipe-tipe bahan-bahan penanaman dan stok bibit, pupuk dan
perlengkapan dan desain masukan mengenai paket bagi sasaran penerima
manfaat;
(viii) Mengadakan sesi-sesi pelatihan teknis untuk sasaran penerima manfaat pada
level akar rumput melalui Unit Manajemen Proyek (PMU) yang terlatih dan staf
Dinas;
(ix) Menyediakan dukungan teknis yang dibutuhkan kepada penerima manfaat,
Dinas dan PMU;
2 Memorandum of Agreement.
(x) Mengembangkan sebuah strategi komunikasi untuk menyebarkan informasi yang
relevan kepada stakeholder yang relevan dan media pada dasar yang biasa dan
mempersiapkan bahan-bahan informasi yang relevan untuk menambah jarak
pandang proyek; dan
(xi) Menciptakan jaringan antara penerima manfaat proyek dengan pasar seperti
halnya dengan proyek pembangunan tahap menengah di kabupatenkabupaten/
kecamatan-kecamatan.
(xii)
3. Institusi-institusi yang Berpartisipasi
Dinas Perkebunan akan menjadi lembaga utama yang bertanggung jawab untuk
menjalankan proyek ini. Dinas Perkebunan akan bertanggung jawab untuk membelanjakan stokstok
pucuk dan menumbuhkannya pada penyemaian sementara selama enam bulan sampai
dengan setahun. Secara alternatif, pembibitan ini mungkin didapat dari penanaman secara
pribadi yang menjadi kontribusi mereka kepada penyelenggaraan kemitraan Forum Karet. APED
akan memberikan dukungan dalam bentuk pendanaan untuk beberapa aktifitas kemitraan ini dan
menyediakan staff untuk membantu dalam mengkoordinasikan aktifitas proyek.
Mengkonsultasikan pelayanan-pelayanan untuk penilaian teknis dan lingkungan, desain dan
implementasi proyek akan disediakan oleh APED.
4. Analisa Biaya dan Hasil Proyek
Biaya dalam membangun satu hektar karet pada 3 tahun pertama diperkirakan sebesar
Rp. 16.800.000 (Annex 1, Tabel 3). Sudah diusulkan bahwa petani akan dibantu hanya pada tiga
tahun pertama dan bantuan ini akan bernilai Rp. 14.200.000 (1.520$/ha)3; termasuk Rp.
3.500.000 untuk menanam satu periode panen jagung sebagai tanaman tumpangsari. Semua
biaya penanaman tanaman tumpangsari di tahun ke 2 sampai ke 4 senilai Rp. 17.500.000,- akan
ditanggung oleh petani. Tanaman tumpangsari ini penting untuk member petani sebuah gross
margin4 dari Rp.10.000.000,-/ha per tahun selama periode ketidakmatangan karet.
Total biaya pembangunan 10.000 ha penanaman karet baru sebesar Rp. 131.870.000
juta atau 14,18 juta $. Biaya tahun pertama sebesar Rp. 90.400.000,- atau 9,72 juta $. Biaya ini
akan disediakan oleh pemerintah lokal dan donor-donor lainnya.
Sejumlah 500 paket pelatihan akan dianggarkan untuk menyediakan pelatihan
pemberdayaan petani dan pelatihan teknis. Biaya dari tiap paket pelatihan termasuk upah untuk
pelatih, biaya perjalanan untuk petani, materi pelatihan serta makanan dan minuman diperkirakan
5 juta rupiah yang memberikan hasil 2,5 milyar rupiah atau 268.820 $.
5. Dampak Proyek
Komunitas pertanian akan secara aktif berpartisipasi dalam penerapan proyek dan
menaikkan penghasilan mereka melalui hasil panen dan upah tenaga kerja yang lebih tinggi.
Proyek ini akan melipatgandakan penghasilan pertanian dengan memberi petani penghasilan
tambahan dari karet maupun penanaman tumpangsari. Selanjutnya, proyek ini akan: (i)
mempromosikan penggunaan teknologi dan praktek manajemen yang lebih baik; (ii) menambah
level aktifitas ekonomi pada desa-desa yang berpartisipasi; (iii) menambah peluang kerja di
rehabilitasi lahan dan pertanian; (iv) memberikan peluang usaha bagi perempuan dan pemuda
dalam usaha-usaha intercrop; dan (v) menciptakan peluah usaha tambahan bagi tenaga kerja
yang tak memiliki lahan di aktifitas-aktifitas pertanian yang baru.
3 $ mengacu pada dollar Amerika. Nilai tukar yang digunakan Rp. 9.300,- = 1 $.
4 Gross margin adalah penghasilan bersih yang akan diterima petani hanya jika petani mengolah sendiri
hingga menumbuhkan hasil.
Penghasilan petani akan dinaikkan dari 8 juta rupiah/tahun sebelum proyek menjadi 25
juta rupiah/tahun setelah proyek. Proyek ini akan menguntungkan sekitar 10.000 petani
berpenghasilan rendah.
Tidak ada dampak lingkungan yang negatif secara signifikan. Sistem pertanian yang
terintegrasi dengan manfaat yang jau lebih besar dari pupuk organic akan memperbaiki
kesuburan tanah dan memperkuat struktur tanah yang penting untuk pengurangan kelongsoran
tanah. Proyek ini akan menjalani evaluasi teknis dan sosial secara akurat yang diprioritaskan
kepada persetujuan dan implementasi proyek yang sebenarnya. Sejumlah 12.000 orang
termasuk petani, buruh, pedagang dan prosesor akan menerima manfaat dari proyek ini.
6. Analisis Finansial
Hasil dari analisis finansial terlihat pada Annex 1, Tabel 4 mengindikasikan bahwa
secara finansial proyek ini bisa dilangsungkan dan Finansial Internal Rate of Return (FIRR)nya
lebih tinggi dari 25%. Pada nilai discount 12%, proyek diharapkan bias menghasilkan 259,550
juta rupiah atau 27,9 juta dollar untuk ekonomi local. Rasio nilai keuntungannya sebesar 3,4 yang
mengindikasikan bahwa proyek akan mengembalikan sebesar 3,4 dollar untuk tiap dollar yang
diinvestasikan.
Analisis finansial untuk proyek ini dibangun atas dasar asumsi yang diperinci pada Annex 1.
Asumsi pada panen hasil yaitu figur yang konservatif dan bisa dengan mudah didapat melalui
kondisi pertanian yang sudah diperbaiki. Keuntungan yang diperkirakan adalah semua
keuntungan bersifat kenaikan yang terjadi dari investasi yang dibuat. Secara keseluruhan, subproyek
ini dapat berlangsung.
Annex 1
Tabel 1: Dasar harga keseimbangan ekspor untuk karet, harga tahun 2007 yang konstan.
PerkiraanPerkiraan
2003 2004 2005 2006 2007 Harga Harga
Des 2010 2015
US$/ton
US $/mt RSS1, a/ 962 1.185 1.694 1.940 2.490 1.940 1.580
US $/mt SIR 20%, b/ 914 1.126 1.609 1.843 2.366 1.843 1.501
Freight, Medan-Singapura 15 15 15 15 15 15 15
FOB Medan, US $ 899 1.111 1.594 1.828 2.351 1.828 1.486
Nilai tukar per seribu rupiah ke US $ 8.200 9.000 9.800 9.300 9.300 9.300 9.300
Rupiah/kg
FOB Medan. Rp 7.371 10.000 15.624 17.000 21.860 17.000 13.820
Transportasi dan biaya pelabuhan 300 300 300 300 300 300 300
SIR 20% pada pabrik 7.071 9.700 15.324 16.700 21.560 16.700 13.520
Harga - thick sheet -70% DRC 4.949 6.790 10.727 11.690 15.092 11.690 9.464
Biaya transportasi 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Deduksi kualitas -10% 495 679 1.073 1.169 1.509 1.169 946
Biaya proses 370 370 370 370 370 370 370
Batas processors – 5% 247 340 536 585 755 585 473
Nilai keuangan pertanian 2.837 4.401 7.748 8.566 11.458 8.566 6.674
Nilai ekonomi pertanian 3.493 5.251 9.011 9.931 13.179 9.931 7.805
Baca Selengkapnya....


I. SYARAT PERTUMBUHAN
- Suhu udara 240C - 280C.
- Curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun.
- Penyinaran matahari antara 5-7 jam/hari.
- Kelembaban tinggi
- Kondisi tanah subur, dapat meneruskan air dan tidak berpadas
- Tanah ber-pH 5-6 (batas toleransi 3-8).
- Ketinggian lahan 200 m dpl.

II. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Persemaian Perkecambahan
- Benih disemai di bedengan dengan lebar 1-1,2 m, panjang sesuai tempat.
- Di atas bedengan dihamparkan pasir halus setebal 5-7 cm.
- Tebarkan Natural Glio yang sudah terlebih dulu dikembangbiakkan dalam pupuk kandang + 1 mg.
- Bedengan dinaungi jerami/daun-daun setinggi 1 m di sisi timur dan 80 cm di sisi Barat.
- Benih direndam POC NASA selama 3-6 jam (1 tutup/liter air).
- Benih disemaikan langsung disiram larutan POC NASA 0,5 tutup/liter air.
- Jarak tanam benih 1-2 cm.
- Siram benih secara teratur, dan benih yang normal akan berkecambah pada 10-14 hss dan selanjutnya dipindahkan ke tempat persemaian bibit.

3.1.2. Persemaian Bibit
- Tanah dicangkul sedalam 60-75 cm, lalu dihaluskan dan diratakan.
- Buat bedengan setinggi 20 cm dan parit antar bedengan sedalam 50 cm.
- Benih yang berkecambah ditanam dengan jarak 40×40x60 cm untuk okulasi coklat dan 20×20x60 untuk okulasi hijau.
- Penyiraman dilakukan secara teratur
- Pemupukan :
PUPUK MAKRO : (diberikan 3 bulan sekali) GT 1 : 8 gr urea, 4 gr TSP, 2 gr KCl perpohon LCB 1320: 2,5 gr urea, 3 gr TSP, 2 gr KCl perpohon. POC NASA : 2-3 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali

3.1.3. Pembuatan Kebun Entres
- Cara penanaman dan pemeliharaan seperti menanam bibit okulasi.
- Bibit yang digunakan dapat berbentuk bibit stump atau bibit polybag.
- Jarak tanam 1,0 m x 1,0 m.
- Pemupukan :
PUPUK MAKRO : (diberikan 3 bulan sekali)
Tahun I : 10 gr urea, 10 gr TSP, 10 gr KCl /pohon
Tahun II : 15 gr urea, 15 gr TSP, 15 gr KCl /pohon

POC NASA :
2-3 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali

3.1.4. Okulasi
Ada 2 macam okulasi: Okulasi coklat dan okulasi hijau.
Keterangan

Okulasi Coklat

Okulasi Hijau

Umur batang bawah
9-18 bulan

3-8 bln

Diameter batang 10 cm dari tanah
+ 2 cm

1 – 1,5 cm

Kayu okulasi

Dari kebun entres, warna hijau tua dan coklat, diameter 1,5 – 3 cm.

Dari kebun entres umur 1-3 bln, warna masih hijau atau telah terbentuk 1-2 payung.

- Teknik Okulasi : (keduanya sama)
- Buat jendela okulasi panjang 5-7 cm, lebar 1-2 cm.
- Persiapkan mata okulasi
- Pisahkan kayu dari kulit (perisai)
- Masukkan perisai ke dalam jendela
- Membalut, gunakan pita plastik/rafia tebal 0,04 mm
- Setelah 3 minggu, balut dibuka, jika pesriasi digores sedikit masih hijau segar, maka okulasi berhasil. Diulangi 1-2 minggu kemudian.
- Bila bibit akan dipindahkan potonglah miring batang bawah + 10 cm di atas okulasi.
- Bibit okulasi yang dipindahkan dapat berbentuk stum mata tidur, stum tinggi, stum mini, dan bibit polybag.

3.2. Pengolahan Media Tanam
a. Tanah dibongkar dengan cangkul / traktor, dan bersihkan dari sisa akar.
b. Pembuatan teras untuk tanah dengan kemiringan > 10 derajat. Lebar teras minimal 1,5 dengan jarak antar teras tergantung dari jarak tanam.
c. Pembuatan rorak (kotak kayu panjang) pada tanah landai. Rorak berguna untuk menampung tanah yang tererosi. Jika sudah penuh isi rorak dituangkan ke areal di sebelah atas rorak.
e. Pembuatan saluran penguras dan saluran pinggiran jalan yang sesuai dengan kemiringan lahan dan diperkeras.

3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Penentuan Pola Tanaman
0-3 th tumpangsari dengan padi gogo, jagung, kedele
> 3 th tumpangsari dengan jahe atau kapulogo
3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam
Jarak tanam 7 x 3 m (476 bibit/ha)
Lubang tanam :
- okulasi stump mini 60 x 60 x 60 cm
- okulasi stump tinggi 80 x 80 x 80 cm

3.3.3. Cara Penanaman
- Masukkan bibit dan plastiknya dalam lubang tanah dan biarkan 2-3 minggu.
- Buka kantong plastik, tebarkan NATURAL GLIO yang telah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang + 1 minggu dan segera timbun dengan tanah galian
- Siramkan POC NASA yang telah dicampur air secara merata (1 tutup/lt air perpohon). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA. Caranya : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.

3.4. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyulaman
Dilakukan saat tanaman berumur 1-2 tahun.
b. Pemupukan
UMUR
( bulan )

Dosis pupuk Makro (per ha)

Urea
( kg )

Rock Phospat/
( kg )

MOP/ KCl
( kg )

Kieserite
(MgSO4)
( kg )

115

75

dst

sebaiknya dilakukan analisa tanah

Dosis POC NASA mulai awal tanam :

0 - 36

2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang
setiap 4 - 5 bulan sekali

> 36

3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang
setiap 3 – 4 bulan sekali

Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA :

Tahap 1 : Aplikasikan 3 – 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis 3-4 tutup/ pohon
Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohon

Catatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 300 tanaman. Cara lihat Teknik Penanaman (Point 3.3.3.)

3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
a. Kutu tanaman (Planococcus citri)
Gejala: merusak tanaman dengan mengisap cairan dari pucuk batang dan daun muda. Bagian tanaman yang diisap menjadi kuning dan kering. Pengendalian: Menggunakan BVR atau Pestona.
b. Tungau (Hemitarsonemus , Paratetranychus)
Gejala; mengisap cairan daun muda, daun tua, pucuk, sehingga tidak normal dan kerdil, daun berguguran. Pengendalian: Menggunakan BVR atau Pestona

3.5.2. Penyakit
Penyakit yang menyerang bagian akar, batang, daun dan bidang sadap, sebagian besar disebabkan oleh jamur. Penyakit tersebut antara lain :
a. Penyakit pada akar : Akar putih (Jamur Rigidoporus lignosus), Akar merah (Jamur Ganoderma pseudoferrum), Jamur upas (Jamur Corticium salmonicolor),
b. Penyakit pada batang :Kanker bercak (Jamur Phytophthora palmivora), Busuk pangkal batang (Jamur Botrydiplodia theobromae),
c. Penyakit pada bidang sadap : Kanker garis (Jamur Phytophthora palmivora), Mouldy rot (Jamur Ceratocystis fimbriata)
d. Penyakit pada Daun : Embun tepung (jamur Oidium heveae), Penyakit colletorichum (Jamur Coletotrichum gloeosporoides), Penyakit Phytophthora (Jamur Phytophthora botriosa)

Pengendalian dan Pencegahan Penyakit karena jamur:
- Menanam bibit sehat dan dari klon resisten
- Pemupukan lengkap dan seimbang ( makro - mikro) dengan jenis pupuk, dosis dan waktu yang tepat
- Taburkan Natural Glio sebelum atau pada saat tanam sanitasi kebun
- Pemangkasan tanaman penutup yang terlalu lebat
- Bagian yang terserang segera dimusnahkan
- Penyadapan tidak terlalu dalam dan tidak terlalu dekat tanah
- Pisau sadap steril
- Khusus penyakit embun tepung, daun digugurkan lebih awal dan segera dipupuk nitrogen dengan dosis dua kali lipat dan semprot POC NASA 3-5 tutup/tangki.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki .

3.6. Panen
Penyadapan pada umur + 5 tahun, dan dapat dilakukan selama 25-35 tahun.
Pemakaian POC NASA, HORMONIK dan SUPERNASA secara teratur akan mempercepat waktu penyadapan pertama kali dan memperlama usia produksi tanaman.

Baca Selengkapnya....






Baca Selengkapnya....


BUDI DAYA

TANAMAN KARET

Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) BIP Irian Jaya No. 109/92

Diterbitkan oleh: Balai Informasi Pertanian Irian Jaya

Jl. Yahim – Sentani - Jayapura

Juli 1992 Agdex: 191/20

Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi

cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki

prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usahatani karet

terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidayanya .

SYARAT TUMBUH

Tanaman karet dapat tumbuh baik dan berproduksi yang tinggi pada kondisi tanah

dan iklim sebagai berikut:

- Di dataran rendah sampai dengan ketinggian 200 m diatas permukaan laut,

suhu optimal 280 c.

- Jenis tanah mulai dari vulkanis muda, tua dan aluvial sampai tanah gambut

dengan drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. pH tanah

bervariasi dari 3,0-8,0

- Curah hujan 2000 - 4000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 100 -150 hari.

P E M B I B I T A N

Perbanyakan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif.

Namun demikian, cara perbanyakan yang lebih menguntungkan adalah secara

vegetatif yaitu dengan okulasi tanaman.

Okulasi sebaiknya dilaksanakan pada awal atau akhir musim hujan dengan tahapan

sbb:

- Buatlah jendela pada batang bawah dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar

1/2 - 3/4 cm.

- Buatlah perisai pada entres dengan ukuran lebih kecil dari jendela dan mata

diambil dari ketiak daun.

- Bukalah jendela pada batang bawah kemudian selipkan perisai diantara kulit

jendela dan kambium

- Tutuplah kulit jendela kemudian dibalut dengan rafia atau pita plastik yang

tebalnya 0,04 mm.

- 2 minggu setelah penempelan, penbalut dibuka dan periksalah perisai.

- Potonglah batang bawah pada ketinggian 10 cm diatas tempelan dengan

arah pemotongan miring.

Klon-klon yang dianjurkan sebagai bibit batang bawah adalah:

GTI, LCB 1320 dan PR 228.

PENANAMAN

- Lahan/kebun diolah sebaik mungkin sebelumnya .

- Lakukan pengairan untuk mengatur letak tanaman dalam barisan.

- Luka potong akar tunggal dan akar lateral diolesi dengan pasta Rootone F

dosis 125 mg ditambah dengan air 0,5 ml untuk satu stump.

- Pembungkus okulasi dilepas agar tidak mengganggu pertumbuhan dan bibit

siap ditanam.

PEMELIHARAAN

- Lakukan penyiangan untuk menghindari persaingan tanaman didalam

pengambilan unsur hara.

- Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang telah mati sampai

dengan tanaman telah berumur 2 tahun pada saat musim penghujan.

- Tunas palsu harus dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 2 minggu

sekali, sedangkan tunas lain dibuang sampai tanaman mencapai ketinggian

1,80 m.

- Setelah tanaman berumur 2-3 tahun, dengan ketinggian 3,5 m dan bila belum

bercabang, perlu diadakan perangsangan dengan cara pengeratan batang,

pembungkusan pucuk daun dan pemenggalan

- Lakukan pemupukan secara intensif pada tanaman baik pada kebun

persemaian, kebun okulasi maupun kebun produksi, dengan menggunakan

pupuk urea, TSP, dan KCL. Dosis pupuk disesuaikan dengan keadaan/jenis

tanah. Untuk jenis tanah Latosol dan Podsolik Merah Kuning, anjuran dosis

pupuk seperti pada tabel 1.

- Hama-hama penting yang sering menyerang karet adalah:

a . Pseudococcus citri

Pengendaliannnya dengan menggunakan insektisida jenis

Metamidofos, dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 0,05 -0,1%.

b. Kutu Lak (Laeciper greeni)

Dapat diberantas dengan insektisida Albolinium (Konsentrasi 2%)

ditambah Surfactan citrowett 0,025%.

- Penyakit-penyakit yang ditemui pada tanaman karet adalah: penyakit embun

tepung, penyakit daun, penyakit jamur upas, penyakit cendawan akar

putih-dan penyakit gugur dawn: Pencegahannya dengan menanam Klon yang

sesuai dengan lingkungan dan lakukan pengelolaan , tanaman secara tepat

dan teratur:

PENYADAPAN

Penyadapan pertama dilakukan setelah tanaman berumur 5-6 tahun. Tinggi bukaan

sadap pertama 130 cm dan bukaan sadap kedua 280 cm diatas pertautan okulasi.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penyadapan antara lain:

- Pembukaan bidang sadap dimulai dari kiri atas kekanan bawah, membentuk

sudut 300.

- Tebal irisan sadap dianjurkan 1,5 - 2 mm.

- Dalamnya irisan sadap 1-1,5 mm.

- Waktu penyadapan yang baik adalah jam 5.00 - 7.30 pagi.

Tabel 1: Dosis pemupukan, tanaman karet pada jenis tanah Latosol dan Podsolid

Merah Kuning.

DOSIS SETIAP POHON (GRAM)

LATOSOL PODSOLID

U MUR Urea TSP KCL Urea TSP KCL

3 22 18 15 22 27 13

9 44 35 30 43 54 26

15 65 53 45 65 81 39

21 87 20 60 87 108 52

27 109 88 15 109 135 65

33 130 106 90 130 162 78

39 174 133 120 114 216 104

45 217 156 150 217 270 150

51 261 175 180 261 324 156

57 261 133 180 261 324 156

Catatan : Seterusnya setiap 6 bulan sekali.

Baca Selengkapnya....


Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi
cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki
prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usahatani karet
terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidayanya .
SYARAT TUMBUH
Tanaman karet dapat tumbuh baik dan berproduksi yang tinggi pada kondisi tanah
dan iklim sebagai berikut:
- Di dataran rendah sampai dengan ketinggian 200 m diatas permukaan laut,
suhu optimal 280 c.
- Jenis tanah mulai dari vulkanis muda, tua dan aluvial sampai tanah gambut
dengan drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. pH tanah
bervariasi dari 3,0-8,0
- Curah hujan 2000 - 4000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 100 -150 hari.
P E M B I B I T A N
Perbanyakan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif.
Namun demikian, cara perbanyakan yang lebih menguntungkan adalah secara
vegetatif yaitu dengan okulasi tanaman.
Okulasi sebaiknya dilaksanakan pada awal atau akhir musim hujan dengan tahapan
sbb:
- Buatlah jendela pada batang bawah dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar
1/2 - 3/4 cm.
- Buatlah perisai pada entres dengan ukuran lebih kecil dari jendela dan mata
diambil dari ketiak daun.
- Bukalah jendela pada batang bawah kemudian selipkan perisai diantara kulit
jendela dan kambium
- Tutuplah kulit jendela kemudian dibalut dengan rafia atau pita plastik yang
tebalnya 0,04 mm.
- 2 minggu setelah penempelan, penbalut dibuka dan periksalah perisai.
- Potonglah batang bawah pada ketinggian 10 cm diatas tempelan dengan
arah pemotongan miring.
Klon-klon yang dianjurkan sebagai bibit batang bawah adalah:
GTI, LCB 1320 dan PR 228.
PENANAMAN
- Lahan/kebun diolah sebaik mungkin sebelumnya .
- Lakukan pengairan untuk mengatur letak tanaman dalam barisan.
- Luka potong akar tunggal dan akar lateral diolesi dengan pasta Rootone F
dosis 125 mg ditambah dengan air 0,5 ml untuk satu stump.
- Pembungkus okulasi dilepas agar tidak mengganggu pertumbuhan dan bibit
siap ditanam.
PEMELIHARAAN
- Lakukan penyiangan untuk menghindari persaingan tanaman didalam
pengambilan unsur hara.
- Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang telah mati sampai
dengan tanaman telah berumur 2 tahun pada saat musim penghujan.
- Tunas palsu harus dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 2 minggu
sekali, sedangkan tunas lain dibuang sampai tanaman mencapai ketinggian
1,80 m.
- Setelah tanaman berumur 2-3 tahun, dengan ketinggian 3,5 m dan bila belum
bercabang, perlu diadakan perangsangan dengan cara pengeratan batang,
pembungkusan pucuk daun dan pemenggalan
- Lakukan pemupukan secara intensif pada tanaman baik pada kebun
persemaian, kebun okulasi maupun kebun produksi, dengan menggunakan
pupuk urea, TSP, dan KCL. Dosis pupuk disesuaikan dengan keadaan/jenis
tanah. Untuk jenis tanah Latosol dan Podsolik Merah Kuning, anjuran dosis
pupuk seperti pada tabel 1.
- Hama-hama penting yang sering menyerang karet adalah:
a . Pseudococcus citri
Pengendaliannnya dengan menggunakan insektisida jenis
Metamidofos, dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 0,05 -0,1%.
b. Kutu Lak (Laeciper greeni)
Dapat diberantas dengan insektisida Albolinium (Konsentrasi 2%)
ditambah Surfactan citrowett 0,025%.
- Penyakit-penyakit yang ditemui pada tanaman karet adalah: penyakit embun
tepung, penyakit daun, penyakit jamur upas, penyakit cendawan akar
putih-dan penyakit gugur dawn: Pencegahannya dengan menanam Klon yang
sesuai dengan lingkungan dan lakukan pengelolaan , tanaman secara tepat
dan teratur:
PENYADAPAN
Penyadapan pertama dilakukan setelah tanaman berumur 5-6 tahun. Tinggi bukaan
sadap pertama 130 cm dan bukaan sadap kedua 280 cm diatas pertautan okulasi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyadapan antara lain:
- Pembukaan bidang sadap dimulai dari kiri atas kekanan bawah, membentuk
sudut 300.
- Tebal irisan sadap dianjurkan 1,5 - 2 mm.
- Dalamnya irisan sadap 1-1,5 mm.
- Waktu penyadapan yang baik adalah jam 5.00 - 7.30 pagi.
Tabel 1: Dosis pemupukan, tanaman karet pada jenis tanah Latosol dan Podsolid
Merah Kuning.
DOSIS SETIAP POHON (GRAM)
LATOSOL PODSOLID
U B
M U
U L
R A
N Urea TSP KCL Urea TSP KCL
3 22 18 15 22 27 13
9 44 35 30 43 54 26
15 65 53 45 65 81 39
21 87 20 60 87 108 52
27 109 88 15 109 135 65
33 130 106 90 130 162 78
39 174 133 120 114 216 104
45 217 156 150 217 270 150
51 261 175 180 261 324 156
57 261 133 180 261 324 156
Catatan : Seterusnya setiap 6 bulan sekali.
JR/004/92
Sumber:
- Budidaya dan Pengolahan Karat, D. Setyamidjaya, M. Ed. 1983
- Budidaya Tanaman Karat, BIP Sumatra Selatan. 1987
Baca Selengkapnya....



getah karet:

1 zat cair pekat dari batang kayu, dsb Getah Karet.
2
zat cair pekat dr pohon karet.
--karet mentah sering kali dibuat bola oleh anak-anak;
-- keping getah olahan yg berbentuk kepingan;
-- padu getah (karet) yg padat;
-- susu (Cairan) getah tumbuhan karet;
-- terap getah pohon karet bisa untuk menangkap burung;

bergetah :

1 ada getahnya; pekat lekat;
2 mencari getah (di kebun karet): pergi ~ ke kebun karet;
3
berasa lekat-lekat (bagai kena getah);

Baca Selengkapnya....



Baca Selengkapnya....

Wednesday, March 10, 2010

Wednesday, March 10, 2010


Visi : - Menjadi Exspor Getah Karet terbaik Di ASIA

Misi : - Ingin mempunyai Cabang-Cabang di seluruh indonesia
- Ingin mengembangkan peningkatkan pendapatan Daerah
- Ingin meningkatkan APBD
Baca Selengkapnya....

Profil

My Photo
nasib pribadi
Palembang, Sumatra Selatan, Indonesia
View my complete profile

Tempat kuliah saya



 
Copyright © penjualan bibit karet dan getah karet | Powered by Blogger | Otsy Pulsa