MENINGKATKAN PENANAMAN KARET |penjualan bibit karet dan getah karet

Thursday, March 11, 2010

MENINGKATKAN PENANAMAN KARET

Thursday, March 11, 2010



Proyek 1. MENINGKATKAN PENANAMAN KARET
1. Tujuan
Tujuan proyek ini adalah untuk membantu petani berupah rendah untuk menanam
(atau menanam ulang) sekitar 10.000 ha karet di dua wilayah pokok produksi karet di Aceh;
3.000 ha di ketiga kabupaten di wilayah timur dan 7.000 ha di ketiga kabupaten di wilayah barat.
Proyek ini akan memperkenalkan teknologi baru untuk karet termasuk penanaman tumpangsari
pada empat tahun pertama dari periode ketidakmatangan panen bagi pohon. Sekitar 10.000
petani yang saat ini bergantung terutama pada panen padi mereka akan mendapatkan
keuntungan dari proyek ini. Dinas Perkebunan di enam kabupaten telah menemukan lebih
dari 10.000 petani miskin yang akan membutuhkan dampingan dalam penanaman karet.
Proyek tersebut akan melengkapi proyek BRR, ADB dan lainnya yang sedang berjalan
dan program-program yang disponsori oleh pemerintah kabupaten yang bertujuan untuk
mengembalikan mata pencaharian penduduk di daerah yang kena dampak tsunami dan konflik.
Hal tersebut akan difokuskan pada rehabilitasi sumberdaya pertanian dan infrastruktur terkait,
pengembalian mata pencaharian dan penguatan institusi pemerintah yang terkait dan organisasiorganisasi
petani. Hal itu akan mengadopsi pendekatan partisipasi dan menyeluruh untuk
pengembangan panen pohon yang berketahanan serta manajemen sumberdaya.
2. Kegiatan-kegiatan
Proyek ini akan berfokus kepada : (i) Memilih petani-petani miskin dan mengidentifikasi
blok-blok lahan (lebih luas dari 50 ha) yang tersedia di dekat desa-desa yang ada; (ii)
Menyediakan pelatihan kepada petani dalam bidang pemberdayaan untuk lebih membekali
mereka dengan rasa percaya diri dalam menjalankan program-program kerjasama; (iii)
Membekali petani dengan pelatihan-pelatihan teknis mengenai agronomi karet; (iv) Mengatur
petani-petani untuk menjalankan pembersihan lahan; (v) Menanam bibit karet yang baru; dan (vi)
Mengenalkan satu kesatuan sistem pertanian dengan penanaman jagung dan kacang kedelai
sebagai tanaman tumpangsari di antara barisan bibit karet muda.
Kegiatan utama proyek yang lainnya akan sebagai berikut :
(i) Membentuk Steering Committee Proyek di bawah kedudukan kepala Bappeda;
(ii) Meciptakan ikatan-ikatan dengan Dinas lainnya pada tingkatan kabupaten dan
kecamatan;
(iii) Membentuk sebuah tim proyek dipipin oleh ketua tim proyek;
(iv) Menandatangani MoA2 dengan para donor dalam modus operandi untuk
implementasi aktifitas proyek;
(v) Menciptakan hubungan dan koordinasi dengan pemangku-pemangku
kepentingan lainnya untuk aktifitas di kabupaten dan kecamatan;
(vi) Mengidentifikasi penerima manfaat langsung di kabupaten berlangsungnya
proyek dan mempersiapkan daftar penerima manfaat;
(vii) Mengidentifikasi tipe-tipe bahan-bahan penanaman dan stok bibit, pupuk dan
perlengkapan dan desain masukan mengenai paket bagi sasaran penerima
manfaat;
(viii) Mengadakan sesi-sesi pelatihan teknis untuk sasaran penerima manfaat pada
level akar rumput melalui Unit Manajemen Proyek (PMU) yang terlatih dan staf
Dinas;
(ix) Menyediakan dukungan teknis yang dibutuhkan kepada penerima manfaat,
Dinas dan PMU;
2 Memorandum of Agreement.
(x) Mengembangkan sebuah strategi komunikasi untuk menyebarkan informasi yang
relevan kepada stakeholder yang relevan dan media pada dasar yang biasa dan
mempersiapkan bahan-bahan informasi yang relevan untuk menambah jarak
pandang proyek; dan
(xi) Menciptakan jaringan antara penerima manfaat proyek dengan pasar seperti
halnya dengan proyek pembangunan tahap menengah di kabupatenkabupaten/
kecamatan-kecamatan.
(xii)
3. Institusi-institusi yang Berpartisipasi
Dinas Perkebunan akan menjadi lembaga utama yang bertanggung jawab untuk
menjalankan proyek ini. Dinas Perkebunan akan bertanggung jawab untuk membelanjakan stokstok
pucuk dan menumbuhkannya pada penyemaian sementara selama enam bulan sampai
dengan setahun. Secara alternatif, pembibitan ini mungkin didapat dari penanaman secara
pribadi yang menjadi kontribusi mereka kepada penyelenggaraan kemitraan Forum Karet. APED
akan memberikan dukungan dalam bentuk pendanaan untuk beberapa aktifitas kemitraan ini dan
menyediakan staff untuk membantu dalam mengkoordinasikan aktifitas proyek.
Mengkonsultasikan pelayanan-pelayanan untuk penilaian teknis dan lingkungan, desain dan
implementasi proyek akan disediakan oleh APED.
4. Analisa Biaya dan Hasil Proyek
Biaya dalam membangun satu hektar karet pada 3 tahun pertama diperkirakan sebesar
Rp. 16.800.000 (Annex 1, Tabel 3). Sudah diusulkan bahwa petani akan dibantu hanya pada tiga
tahun pertama dan bantuan ini akan bernilai Rp. 14.200.000 (1.520$/ha)3; termasuk Rp.
3.500.000 untuk menanam satu periode panen jagung sebagai tanaman tumpangsari. Semua
biaya penanaman tanaman tumpangsari di tahun ke 2 sampai ke 4 senilai Rp. 17.500.000,- akan
ditanggung oleh petani. Tanaman tumpangsari ini penting untuk member petani sebuah gross
margin4 dari Rp.10.000.000,-/ha per tahun selama periode ketidakmatangan karet.
Total biaya pembangunan 10.000 ha penanaman karet baru sebesar Rp. 131.870.000
juta atau 14,18 juta $. Biaya tahun pertama sebesar Rp. 90.400.000,- atau 9,72 juta $. Biaya ini
akan disediakan oleh pemerintah lokal dan donor-donor lainnya.
Sejumlah 500 paket pelatihan akan dianggarkan untuk menyediakan pelatihan
pemberdayaan petani dan pelatihan teknis. Biaya dari tiap paket pelatihan termasuk upah untuk
pelatih, biaya perjalanan untuk petani, materi pelatihan serta makanan dan minuman diperkirakan
5 juta rupiah yang memberikan hasil 2,5 milyar rupiah atau 268.820 $.
5. Dampak Proyek
Komunitas pertanian akan secara aktif berpartisipasi dalam penerapan proyek dan
menaikkan penghasilan mereka melalui hasil panen dan upah tenaga kerja yang lebih tinggi.
Proyek ini akan melipatgandakan penghasilan pertanian dengan memberi petani penghasilan
tambahan dari karet maupun penanaman tumpangsari. Selanjutnya, proyek ini akan: (i)
mempromosikan penggunaan teknologi dan praktek manajemen yang lebih baik; (ii) menambah
level aktifitas ekonomi pada desa-desa yang berpartisipasi; (iii) menambah peluang kerja di
rehabilitasi lahan dan pertanian; (iv) memberikan peluang usaha bagi perempuan dan pemuda
dalam usaha-usaha intercrop; dan (v) menciptakan peluah usaha tambahan bagi tenaga kerja
yang tak memiliki lahan di aktifitas-aktifitas pertanian yang baru.
3 $ mengacu pada dollar Amerika. Nilai tukar yang digunakan Rp. 9.300,- = 1 $.
4 Gross margin adalah penghasilan bersih yang akan diterima petani hanya jika petani mengolah sendiri
hingga menumbuhkan hasil.
Penghasilan petani akan dinaikkan dari 8 juta rupiah/tahun sebelum proyek menjadi 25
juta rupiah/tahun setelah proyek. Proyek ini akan menguntungkan sekitar 10.000 petani
berpenghasilan rendah.
Tidak ada dampak lingkungan yang negatif secara signifikan. Sistem pertanian yang
terintegrasi dengan manfaat yang jau lebih besar dari pupuk organic akan memperbaiki
kesuburan tanah dan memperkuat struktur tanah yang penting untuk pengurangan kelongsoran
tanah. Proyek ini akan menjalani evaluasi teknis dan sosial secara akurat yang diprioritaskan
kepada persetujuan dan implementasi proyek yang sebenarnya. Sejumlah 12.000 orang
termasuk petani, buruh, pedagang dan prosesor akan menerima manfaat dari proyek ini.
6. Analisis Finansial
Hasil dari analisis finansial terlihat pada Annex 1, Tabel 4 mengindikasikan bahwa
secara finansial proyek ini bisa dilangsungkan dan Finansial Internal Rate of Return (FIRR)nya
lebih tinggi dari 25%. Pada nilai discount 12%, proyek diharapkan bias menghasilkan 259,550
juta rupiah atau 27,9 juta dollar untuk ekonomi local. Rasio nilai keuntungannya sebesar 3,4 yang
mengindikasikan bahwa proyek akan mengembalikan sebesar 3,4 dollar untuk tiap dollar yang
diinvestasikan.
Analisis finansial untuk proyek ini dibangun atas dasar asumsi yang diperinci pada Annex 1.
Asumsi pada panen hasil yaitu figur yang konservatif dan bisa dengan mudah didapat melalui
kondisi pertanian yang sudah diperbaiki. Keuntungan yang diperkirakan adalah semua
keuntungan bersifat kenaikan yang terjadi dari investasi yang dibuat. Secara keseluruhan, subproyek
ini dapat berlangsung.
Annex 1
Tabel 1: Dasar harga keseimbangan ekspor untuk karet, harga tahun 2007 yang konstan.
PerkiraanPerkiraan
2003 2004 2005 2006 2007 Harga Harga
Des 2010 2015
US$/ton
US $/mt RSS1, a/ 962 1.185 1.694 1.940 2.490 1.940 1.580
US $/mt SIR 20%, b/ 914 1.126 1.609 1.843 2.366 1.843 1.501
Freight, Medan-Singapura 15 15 15 15 15 15 15
FOB Medan, US $ 899 1.111 1.594 1.828 2.351 1.828 1.486
Nilai tukar per seribu rupiah ke US $ 8.200 9.000 9.800 9.300 9.300 9.300 9.300
Rupiah/kg
FOB Medan. Rp 7.371 10.000 15.624 17.000 21.860 17.000 13.820
Transportasi dan biaya pelabuhan 300 300 300 300 300 300 300
SIR 20% pada pabrik 7.071 9.700 15.324 16.700 21.560 16.700 13.520
Harga - thick sheet -70% DRC 4.949 6.790 10.727 11.690 15.092 11.690 9.464
Biaya transportasi 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Deduksi kualitas -10% 495 679 1.073 1.169 1.509 1.169 946
Biaya proses 370 370 370 370 370 370 370
Batas processors – 5% 247 340 536 585 755 585 473
Nilai keuangan pertanian 2.837 4.401 7.748 8.566 11.458 8.566 6.674
Nilai ekonomi pertanian 3.493 5.251 9.011 9.931 13.179 9.931 7.805

0 komentar:

Post a Comment

Profil

My Photo
nasib pribadi
Palembang, Sumatra Selatan, Indonesia
View my complete profile

Tempat kuliah saya



 
Copyright © penjualan bibit karet dan getah karet | Powered by Blogger | Otsy Pulsa